Oleh Matheus Antonius Krivo
Sabtu, 21 Juni 2025 di Weetebula-Sumba Barat Daya.
Dialektika tentang Maria Bunda Yesus sebagai seorang Perawan Selamanya tidak pernah lekang di setiap zaman. Meskipun Gereja Katolik dan Ortodoks setia mewartakan ajaran tentang Keperawanan Maria, tapi masih selalu ada keraguan dan ketidakpercayaan atas keyakinan itu. Bahkan yang diterima Gereja Katolik dan Ortodoks adalah hujatan dan olokan. Terhadap aneka keraguan dan serangan ini, tentunya Gereja Katolik dan Ortodoks tidak saja meyakini ajaran, tetapi memberikan bukti seperti apa Maria sebagai Bunda Juru Selamat dalam realitas kehidupannya selama di dunia. Ada tiga fase kehidupan Maria yang menunjukkan bahwa dia adalah makluk Perawan yakni kelahiran Maria sendiri, rencana kelahiran Yesus dan Kelahiran Yesus.
Kelahiran Maria Hingga Masa Remajanya
Maria adalah puteri tunggal dari pasangan Yoakim dan Anna. Menurut catatan meditasi Anne Catharine Emmerich (1774-1824), Yoakim dan Anna sangat merasa aib karena sudah lama menikah namun mereka tidak memiliki anak. Kesedihan yang mereka alami membuat keduanya selalu berkeluh kesah dan meratap. Yoakim dan Anna tak jemu-jemunya memanjatkan doa kepada Sang Khalik agar diberikan keturunan. Ketika seorang imam di Bait Allah bernama Reuben mengabaikan persembahan Yoakim karena tidak punya keturunan, rasa sakit hati dan frustrasi menyelimutinya. Yoakim akhirnya memutuskan meninggalkan Anna isterinya di Nazaret sendirian. Dia memilih pergi jauh ke daerah pengembalaan ternaknya di kawasan Gunung Hermon. Di tempat yang sunyi itu, Yoakim berpuasa dan berdoa selama empat puluh hari empat puluh malam. Kata Yoakim pada dirinya, “Aku tidak akan keluar untuk makan atau minum sampai Allah Tuhanku mengunjungiku. Doakulah makanan dan minuman.”
Pergumulan Yoakim dan Anna dalam kepiluan mereka, akhirnya Tuhan mendengar. Malaekat menampakan diri kepada keduanya. Di Nazaret Malaekat menampakan diri kepada Anna dan berkata, “Anna, Anna, Tuhan telah mendengarkan doamu, dan engkau akan mengandung…” Mendengar warta Malaikat, Anna pun berjanji pada dirinya: “Demi Allah Tuhanku yang hidup, jika aku melahirkan anak laki-laki ataupun perempuan, aku akan mempersembahkannya kepada Allah Tuhanku. Dia akan melayani-Nya seumur hidupnya.” Dalam penampakan kepada Anna, Malaekat pun memintanya agar besok, Anna berangkat ke Bait Allah Yerusalem dengan membawa kurban syukur. Anna pun mengikutinya dengan membawa dua ekor burung merpati. Pada waktu yang bersamaan, Malaekat pun menampakan diri kepada Yoakim di tempat pengasingannya. Kata Malaikat kepadanya: “Yoakim, Yoakim, Tuhan Allah telah mendengar doamu. Pergilah engkau dari sini karena sesungguhnya istrimu, Anna, akan mengandung”. Malaekat pun meminta Yoakim untuk membawa persembahan ke Bait Allah sebagai ucapan syukur. Mendengar warta Malaekat, Yoakim bergegas menuju ke Bait Allah Yerusalem untuk membawa persembahan syukur berupa dua ekor anak domba dan tiga ekor anak kambing. Yoakim dan Anna datang dari tempat yang berbeda bertemu di Bait Allah untuk maksud dan tujuan yang sama. Kedua pasangan yang telah berpisah sekian waktu lamanya, akhirnya bertemu lagi di Gerbang Emas Bait Allah bertepatan dengan Pesta Tabernakel. Setelah mempersembahkan kurban syukur, Anna mengandung hingga melahirkan Maria di Nazaret.
Maria lahir pada tanggal 8 Maret tahun 18 SM. Menjelang kelahiran Maria, Anna bersama ketiga saudaranya yakni Maraha, Enue dan Maria Salome memanjatkan doa dari Mazmur, “Terpujilah Tuhan Allah. Dia telah menaruh belas kasihan kepada umat-Nya dan telah membebaskan Israel. Sungguh, Allah telah menggenapi janji yang dibuat-Nya kepada Adam di Firdaus: keturunan si perempuan akan meremukkan kepala ular.” Setelah melahirkan, ketika Anna mengetahui bahwa anak yang lahir perempuan, dia pun berkata,“Jiwaku dimegahkan pada hari ini”. Maria kecil hanya berada pada mihrab dijaga oleh perempuan perawan; kakinya tidak pernah menyentuh tanah.
Sesuai janji Anna, Maria pada umur tiga tahun tiga bulan dibawa ke Bait Allah Yerusalem. Tiba di bait Allah, Imam menerima Maria, mencium dan memberkatinya dengan berkata, “Tuhan telah memegahkan namamu di antara segala generasi. Dengan perantaraanmu kelak, Tuhan akan mewujudkan penebusannya atas seluruh Bani Israel.”Imam mendudukan Maria pada anak tangga ketiga menuju mezbah. Maria hidup di Bait Allah bersama ketujuh teman sebayanya hingga pada umur 12 tahun.
Ketika memasuki umur 12 tahun, sesuai aturan di Bait Allah Maria bersama teman-temannya harus kembali ke rumah orang tua masing-masing untuk melanjutkan ziarah kehidupan. Remaja usia ini diyakni telah memasuki masa haid, sehingga tidak boleh lagi berada di Bait Allah karena dianggap mencemar. Sebelum kembali, imam Bait Allah melakukan upaya mencarikan jodoh untuk Maria. Melalui penyingkapan dari gulungan kitab, dibacalah teks Yesaya 11:1 yang berbunyi “suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbunga.” Imam Bait Allah pun memerintahkan kepada petugas untuk memanggil para pemuda keturunan Daud, supaya datang ke Bait Allah guna melamar Maria sang perawan. Sekian banyak pemuda keturunan Daud yang datang melamar, namun belum ada tanda berupa kembang muncul dari ranting yang diberikan kepada pelamar. Melihat belum ada yang diberi tanda sebagai pasangan Maria, imam Bait Allah meneliti kembali gulungan tulisan dengan seksama. Para imam berupaya mencari keturunan raja Daud lainnya yang belum datang melamar. Dari sana mereka mendapati bahwa diantara keenam bersaudara Putera Yakub di Betlehem, seorang dari antaranya tidak diketahui dimana rimbanya. Utusan imam Bait Allah pun mencarinya dan akhirnya menemukan Yusuf berdiam pada tempat pengasingan seorang diri. Yusuf tinggal di suatu tempat dekat sebuah sungai kecil yang berjarak enam mil dari Yerusalem dan lokasi itu dekat Samaria. Yusuf bekerja sebagai seorang tukang kayu bagi seorang tuan di tempat itu. Ketika ditemui, utusan langsung memerintahkan Yusuf untuk pergi ke Bait Allah Yerusalem. Yusuf pun mengikutinya saja, berdandan selayaknya, lalu berangkat. Ketika tiba di Bait Allah, seorang imam tua langsung memberikan kepada Yusuf sebuah ranting. Sementara Yusuf hendak meletakkannya di atas altar, dari puncak ranting muncul sekuntum bunga putih bersih serupa bunga bakung. Munculnya kuntum bunga putih pada ranting itu menjadi pratanda, bahwa Yusuf berhak memiliki Maria sang perawan dari Bait Allah. Semula Yusuf menolaknya karena jauh lebih berumur dari Maria. Yusuf pun berterus terang kepada imam Bait Allah bahwa hidupnya sangat sederhana serta dia tidak berniat untuk menikah. Dia hanyalah seorang pekerja upahan kecil dari seorang tuan. Memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari saja tidak mencukupi, apalagi harus menafkahi keluarga. Tempat tinggalnya saja hanyalah sebuah gubuk reot yang tidak layak bagi sebuah keluarga. Menghadapi kenyataan hidup yang sederhana dan miskin, Yusuf hanya beriktiar hidup perawan sampai kekal. Yusuf juga merasa takut menjadi bahan olokan Bani Israel karena dia menikah dengan gadis perawan yang berbeda jauh usia.
Akan tetapi imam Bait Allah meyakinkan Yusuf, bahwa hal itu merupakan kehendak Allah. “Takutlah akan Allah Tuhanmu, dan ingatlah apa yang telah Allah perbuat terhadap Datan, Abiram, dan Korah; bagaimana bumi terbelah dan mereka tertelan karena kedurhakaannya. Gentarlah engkau, wahai Yusuf! Jika tidak, hal yang sama akan terjadi di rumahmu.” Mendengar nasehat para imam, Yusuf pun menjadi takut. Akhirnya Yusuf yang saleh dan taat itu bersedia menerima Maria menjadi calon isterinya. Yusuf kemudian dihantar kepada Maria yang sedang berada di kamarnya, dan Maria pun menerimanya sebagai calon mempelainya. Yusuf dan Maria melangsungkan upacara pertunanganan mereka di Yerusalem sesuai adat istiadat Yahudi. Yusuf waktu pertunanganan itu berusia empat puluh lima tahun. Usai upacara mereka kembali bersama Anna ke Nazaret. Di sana mereka tinggal di rumah Anna namun tidak tidur bersama. Yoakim telah lama meninggal ketika Maria masih berada di Bait Allah.
Rencana Kelahiran Yesus
Meskipun Yusuf telah menjadi pasangan resmi Maria dan tinggal di Nazaret, namun dia tidak menetap di sana. Yusuf pergi keluar dari Nazaret untuk melanjutkan pekerjaannya. Ketika sedang berada di Betlehem, saat itu Maria menerima Kabar dari Malaekat Tuhan. Ketika salam dari Malaekat Tuhan, “Salam hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau” (Luk 1:28), sesungguhnya saat itu Roh Allah telah masuk ke dalam tubuh Maria. Ketika Maria memberi jawaban, “sesungguhnya aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu” (Luk. 1:38) saat itu pula Maria mulai mengandung.
Maria yang masih remaja berusia dua belas tahun, tentunya tidak serta merta mengingat akan kisah perjumpahannya dengan Malaekat. Dia pun mengajak Yusuf tunangannya untuk bersama ke Yuta-Pegunungan Yudea untuk mengunjungi Elisabet dan Zakariah. Yusuf menghantar Maria lalu meninggalkannya di sana, karena harus bekerja di Hebron. Tiga bulan lamanya Maria tinggal bersama Elisabet dan Zakaria sampai Yohanes lahir. Beberapa hari setelah Yohanes lahir, Maria keburu pulang karena merasa takut diketahui orang lain mengingat perutnya mulai membesar. Dalam perjalanan pulang di tengah jalan Maria dijemput oleh Yusuf untuk sama-sama kembali ke Nazareth. Yusuf mulai mencurigai Maria karena telah mengandung. Namun Yusuf memilih diam sepanjang perjalanan. Sesampai di Nazaret, Maria pun langsung berangkat lagi berkunjung ke orang tua diakon Permenas. Melihat kondisi ini Yusuf menjadi bimbang dan galau.
Ketika Maria kembali dari rumah orang tua diakon Permenas, Yusuf memberanikan diri untuk menanyakannya.“Engkau yang dipelihara Allah, mengapa engkau melakukan ini dan melupakan Allah Tuhanmu? Mengapa kaurendahkan jiwamu padahal engkau dibesarkan di Tempat Mahakudus dan menerima makanan dari tangan seorang malaikat?” Akan tetapi, Maria menangis tersedu-sedu, katanya: “Aku tidak bersalah dan tidak mengenal seorang lelaki pun.” Yusuf berkata kepadanya: “Kalau begitu dari manakah kandunganmu itu?” Kata Maria: “Demi Allah Tuhanku yang hidup, aku tidak tahu dari mana Ia datang.”
Yusuf merasa amat khawatir dan ia pun menjauh dari Maria, sambil memikirkan langkah apa yang akan dilakukannya. Katanya: “Jika aku menyembunyikan dosanya, berarti aku melawan hukum Tuhan. Namun, jika aku menunjukkannya kepada Bani Israel, aku khawatir apabila kandungannya berasal dari Malaikat, aku akan menumpahkan darah yang tak berdosa kepada kematian. Apakah yang harus kulakukan? Sebaiknya aku pergi dengan diam- diam.”
Ketika Yusuf mempertimbangkan hal itu, dalam tidurnya Yusuf bermimpi Malaikat Tuhan nampak kepadanya dan berkata, “Yusuf anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Dia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umatNya dari dosa mereka. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: “Sesungguhnya anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki dan mereka akan menamakan Dia Imanuel” yang berarti: Allah menyertai kita. Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan Malaikat Tuhan itu kepadanya (Mat 1:20-24). Yusuf mengambil Maria sebagai isterinya, tetapi tidak bersetubuh dengan dia (Maria) dan bahkan setelah Maria melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus” (Mat 1:25).
Kelahiran Yesus
Menjelang waktunya untuk melahirkan, Maria bersama Yusuf meninggalkan Nazaret pergi Betlehem. Yusuf dan Maria bersama Sang Imanuel dalam kandungan, berangkat dari Nazaret tanggal 16 Desember dan tiba di Betlehem tanggal 24 Desember tahun 5 SM. Mereka menempuh perjalanan delapan malam dan sembilan hari. Oleh karena tidak ada satu pun penginapan untuk mereka, Yusuf membawa Maria dan Yesus dalam kandungan ke Gua Palungan yang terletak di pinggiran Betlehem. Pada tanggal 25 Desember sebelum tengah malam Yesus pun lahir di sana. Ketika semakin mendekat untuk melahirkan Yesus, Maria meminta Yusuf untuk berdoa menyertainya. Yusuf pun pergi ke kamar yang terletak di depan pintu gua dan tenggelam dalam doa. Ketika hendak memasuki kamarnya, Yusuf masih melihat Maria dalam posisi membelakangi sedang berdoa dengan muka menghadap ke arah Timur di atas tempat pembaringan. Di saat Maria larut dalam kontemplasi doa, saat itulah bayi Yesus lahir; ada di hadapannya. Maria dalam kondisi setengah sadar menghampari sang Bayi Imanuel dengan selimut namun belum mengendongNya. Tatkala kesadarannya normal kembali usaimengakhiri doa, Maria mulai mengendong Sang Bayi dalam dekapannya. Setelah beberapa waktu mendekap Sang Bayi, Maria pun memanggil Yusuf dari tempat pembaringannya. Yusuf tergesa-gesa datang dan mendapatkan Maria sedang menggendong Bayinya. Melihat itu Yusuf jatuh berlutut dengan wajahnya mencium tanah dalam luapan sukacita, sembah sujud dengan kerendahan hati. Lalu atas desakan Maria, Yusuf menggendong Bayi Imanuel dalam pelukan, agar Maria dapat membungkusnya dengan lampin untuk dibaringkan di palungan. Ketika Bayi Imanuel dibaringkan di palungan batu yang ada di gua itu, Yusuf dan Maria berdiri di sisi-Nya dengan berlinangan airmata sambil memadahkan puji-pujian kepada Allah.
Pintu Gerbang Emas Bait Allah Untuk Tuhan
Pintu Gerbang Emas Bait Allah terletak disebelah Timur mengarah ke Kota Yerusalem. Pintu ini tertutup dan tidak pernah terbuka lagi. Yehezkiel 42: 1-2 menguraikan tentang Pintu Gerbang Timur harus tetap tertutup dan tidak dibuka dan tidak seorang pun masuk dari situ, sebab Tuhan Allah Israel sudah melaluinya. Hanya raja itu (Tuhan) boleh duduk di sana, makan santapan. Raja itu akan masuk melalui gerbang dan akan keluar dari situ.
Para Bapa Gereja sejak abad pertama meyakini, bahwa yang dimaksudkan oleh Yehezkiel menunjuk pada Bunda Maria Sang Perawan. Bunda Marialah pintu yang telah dilalui oleh Tuhan dan tidak lagi terbuka untuk manusia. Allah telah memilih Maria sejak awal semenjak di kandungan ibunya; Allah memeliharanya di Bait Allah, Allah mempertemukannya dengan Yusuf yang taat pada kehendakNya, Allah mendiami rahim Bunda Maria dan dari tubuhnya Allah keluar menjadi manusia. Jika Allah sudah melaluinya, maka tidaklah mungkin akan dilalui oleh manusia lagi. Pintu telah tertutup; Maria tetap perawan untuk selamanya. Dia perawan sejak awal mula, saat kelahiran dan sampai kembali ke rumah Bapa dalam kemuliaan Surga. Sekalipun Maria bersuami, tapi Yusuf suaminya tahu, bahwa Maria adalah Pintu Gerbang Timur yang tertutup. Malaekat telah memberitahu Yusuf akan hal itu dan Yusuf taat sampai ajalnya.
Kisah tentang perjumpahan kembali antara Yoakim dan Anna di Gerbang Emas Bait Allah pada pesta tabernakel, saat keduanya mempersembahan kurban syukur sesuai perintah Malaekat; di pintu itulah Allah telah memilih Maria dan menguduskannya. Maria datang dari Roh Allah sendiri melalui rahim Anna ibunya. Kelahiran Maria sebagai Ibu yang melahirkan Allah (Theotokos) telah disucikan oleh Allah sendiri.
Begitu pula saat Yesus lahir; dengan cara yang ajaib, Bayi Imanuel telah hadir di hadapan Maria. Itulah misteri kelahiran Yesus dari seorang Maria Sang Perawan. Bagi Allah tidak ada yang mustahil. Maria berasal dari Allah dan menjadi milik Allah selamanya. Segala bangsa akan menyebut Maria berbahagia, sebab perbuatan besar telah dikerjakan Allah Mahakuasa yang kudus itu baginya. Olehnya Maria mendapat gelar sebagai Bunda Allah, Ratu Surga, Rumah Kencana dan Tabut Perjanjian.
Keyakinan akan keperawanan Maria adalah panggilan sekaligus pilihan. Hanya orang-orang yang dipanggil dan dipilih untuk boleh meyakini Maria sebagai seorang perawan. Inilah rahasia iman akan kemisterian Ilahi dalam diri Maria. Maria sebagai Perawan Termulia hanya akan dihormati dengan agung (hiperdulia) pada Gereja yang didirikan oleh Yesus sendiri yang lahir dari Perawan Maria.
Sumber:
Alkitab Deuterokanonika, Lembaga Alkitab Indonesia Jakarta,cetakan tahun 2014
Menyingkap Kehidupan Ziarah Kehidupan Bunda Maria di Dunia, dalam http://sandtuh.blogspot.com
The Lowly Life And Bitter Passion Of Our Lord Jesus Christ And His Blessed Mother Together With The Mysteries Of The Old Testament: from the visions of Blessed Anne Catherine Emmerich”; diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net
Menyimak Kehidupan Santo Yusuf; Dipanggil kepada Ketaatan, dalam http://sandtuh.blogspot.com