Allah dalam satu substansi/hakekat/hipostasis memiliki tiga tugas/fungsi/peran. Allah Bapa adalah Pencipta. Allah Putera adalah Penebus. Allah Roh Kudus adalah Penghibur.
Allah Bapa yang adalah Pencipta tidak bernama dan tidak berwujud. ‘AKU ADALAH AKU” (Kel. 3: 14). Dalam Bahasa Ibrani disebut ‘YHWH’ (יהוה). Orang Yahudi tidak mengucapkan secara langsung ‘YHWH’ (יהוה) karena dipandang sangat suci, sehingga menyebutnya dengan kata ‘Adonai’ (Tuhan) dan kata ‘Elohim’ (אלוהים) untuk "Tuhan" atau "Allah" sebagaimana digunakan secara luas dalam Alkitab berbahasa Ibrani.
Allah adalah Pencipta, Dialah yang menciptakan langit dan bumi serta isinya (Kej. 1-31, 2:1-4);
Allah adalah Pencipta, Dialah yang menciptakan Manusia ‘Adam’ (Kej 2: 7) dan Hawa’ (Kej 2: 22);
Allah adalah Pencipta, Dialah yang memberi kutukan kepada ular karena telah memperdaya perempuan di taman Eden Kej 3;14-16);
Allah adalah Pencipta, Dialah yang mengusir manusia dari taman Eden (Kej 3:23) karena berbuat dosa.
Allah Bapa menjelma menjadi manusia melalui inkarnasi disebut Allah Putera. Allah Putera ini dikenal dengan nama Yesus. Nama Yesus dalam Bahasa Ibrani adalah ‘Yeshua’ (ישוע) yang merupakan bentuk pendek dari nama ‘Yehoshua’ (יהושע), yang berarti "Tuhan adalah Keselamatan". Tuhan yang menyelamatkan itu merujuk pada diri Yesus dari Nazareth; Putera Maria yang dikandung dari Roh Kudus (Luk 1: 30-35). Allah Putera adalah Yesus sang Mesias yang datang ke dunia untuk menebus manusia dari dosa dan perhambaan. Yesus adalah pernyataan diri Allah sebagaimana dinyatakanNya dalam Kitab Suci, Yoh 14:9: “Kata Yesus kepadanya: “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, tetapi kamu tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa”. Begitu pula dalam Yoh 1:18 disebutkan “Tidak seorang pun pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakanNya”. Dalam doaNya yang terakhir untuk murid-muridNya sebelum sengsara, Yesus berdoa kepada Bapa agar semua muridNya menjadi satu sama seperti Bapa di dalam Dia dan Dia di dalam Bapa (Yoh 17:21). Lalu Yesus kembali ke Rumah Bapa (Mrk 16: 19; Luk 24: 50-51; Kis 1: 9). Selain itu Yesus juga menyatakan keberadaan Diri-Nya yang telah ada bersama-sama dengan Allah Bapa sebelum penciptaan dunia (Yoh 17:5). Yesus Kristus adalah Sang Sabda/ Firman, yang ada bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah, dan oleh-Nya segala sesuatu dijadikan (Yoh 1:1-3). Tidak mungkin Yesus menjadikan segala sesuatu, jika Ia bukan Allah sendiri.
Akibat dosa asal sejak Adam dan Hawa di Taman Eden hingga dosa-dosa pribadi manusia yang tidak setia pada Allah, memungkinkan hubungan antara manusia sebagai makluk ciptaan dengan Bapa Sang Pencipta menjadi rusak. Namun Allah Sang Pencipta yang berbelaskasih tetap menaruh kasih sayang kepada manusia makluk ciptaanNYa. Dalam sejarah melalui para nabi, Allah menaruh belaskasih kepada manusia yang diawali dengan melakukan perjanjian kepada Abraham hingga pada Musa. Melalui perjanjian itu Allah setia menyertai umat ciptaanNya seperti terhadap bangsa pilihanNya. Puncak belaskasihan Allah kepada manusia adalah berinkarnasi; menjelma menjadi manusia dalam diri Yesus dari Nazaret yang lahir dari seorang perawan bernama Maria. Yesus menebus dosa manusia melalui wafat di kayu salib dan pada hari ketiga bangkit mulia dari kubur. Setelah bangkit, Yesus menampakan diri kepada murid-muridNya dan memberikan perutusan (Mrk 16:15-18; Mat 28: 16-20). Lalu Yesus kembali ke Rumah Bapa (Mrk 16: 19; Luk 24: 50-51; Kis 1: 9).
Allah Roh Kudus. Roh Kudus dalam Bahasa Ibrani disebut ‘Ruach HaKodesh’ (רוּחַ הַקּדֵשׁ), yang berarti "Ruh yang Kudus" Kata ‘Ruach’ (רוּחַ) berarti ‘angin’, ‘nafas’, atau ‘ruh’. - Kata ‘HaKodesh’ (הַקּדֵשׁ) berarti "yang Kudus" atau "suci." Roh Kudus adalah Roh Allah sebagaimana dijanjikan oleh Yesus:
a.Yoh 16: 7: “…adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu…”
b.Sebelum terangkat ke Surga (Kis 1:8), Yesus berjanji menyertai Murid-MuridNya yang diutus, untuk pergi ke seluruh dunia guna membaptis dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus dan memberitakan injil kepada segala makluk (Mat 28: 19-20; Mrk 16:15-18).
c.Janji turunnya Roh Kudus juga diulangi oleh Rasul Petrus dalam Kis 2: 17-18: “Akan terjadi pada masa-masa itu, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, dan anak-anakmu akan bernubuat, orang-orang tuamu akan mendapat mimpi, dan orang muda akan melihat penglihatan. Bahkan ke atas hamba-hamba-Ku dan hamba-hamba-Nya akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu, dan mereka akan bernubuat”.
Roh Kudus yang dijanjikan itu terpenuhi pada hari Pentakosta (Kis 2: 1-4). Setelah menerima Roh Kudus para Murid dimampukan untuk berbicara dalam pelbagai bahasa (Kis 2: 6-11) dan mewartakan Injil ke seluruh dunia sejak itu hingga sekarang dan sampai selama-lamanya melalui GerejaNya yang Kudus, Katolik dan Apostolik. Roh Kudus terwujud dalam rupa: Tiupan Angin Keras, Lidah-Lidah Api (Kis 2: 2-3), Burung Merpati (Mat 3: 16; Mrk 1: 9-11), Penolong dan Roh Kebenaran (Yoh 14:16-17). Adapun pekerjaan Roh Kudus sebagai berikut:
1.Penghibur dan Penolong (Yoh 14:16-17);
2.Pengajar dan Pengingat (Yoh 14:26);
3.Menginsafkan Dunia tentang Dosa, Kebenaran, dan Penghakiman (Yoh 16:8);
4.Mengubahkan dan Mengisi Orang Percaya (Galatia 5:22-23);
5.Memberi Kuasa untuk Melayani dan Berkarya (Kis 1:8);
6.Menjadi Tempat Tinggal Allah dalam Hati Orang Percaya (1 Kor 6:19).
Allah Bapa tak berwujud namun nampak seperti tiang awan (Kel 13:21-22), api yang menyala (Kel 3:1-6), mujizat dan perbuatan besar (Ul 34:10-12). Allah Putera ketika berinkarnasi mengambil wujud manusia. Allah Roh Kudus berwujud Roh yang tampak dalam rupa-rupa. Ketiganya berada dalam satu substansi/hakekat/esensi yang disebut Allah Esa. Allah yang Esa ini menguasai hidup dan kehidupan seluruh makluk dari awal, hingga sekarang dan sampai selama--lamanya. Allah dalam kekudusanNYa telah menyatakan diri melalui Yesus dan Roh Kudus merupakan RohNya sendiri yang menjiwai keduanya.
Menghormati Tritunggal Maha Kudus: Bapa, Putera dan Roh Kudus adalah kewajiban absolut bagi manusia makluk ciptaanNya. Dari padaNya sumber kekuatan dan kuasa. Tritunggal Maha Kudus senantiasa menyertai, memberkati dan menyelamatkan semua yang berharap padaNya. Barang siapa bersikap mengabaikan atau menghina Tri Tunggal Maha Kudus. Yesus sendiri sudah mengatakan dalam:
a.Mrk 3:28-29: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya, semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkaan bersalah karena berbuat dosa kekal".
b.Mat 12:31-32: "Sebab itu aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak".
c.Lukas 12:10: "Setiap orang yang mengatakan sesuatu melawan Anak Manusia, ia akan diampuni; tetapi barang siapa menghujat Roh Kudus, ia tidak akan diampuni".
Keseluruhan isi Alkitab Kristen dari Kejadian sampai Wahyu (73 kitab) merupakan kisah tentang Trinitas. Perjanjian Lama berkisah tentang perbuatan besar Allah Bapa sejak awal penciptaan hingga menanti kedatangan Mesias. Perjanjian Baru berkisah tentang penebusan dan pewartaan akan keselamatan yang terpenuhi dalam diri Yesus dan karya Roh Kudus yang menjiwai hati dan budi manusia untuk mengimani Allah dan mengasihi sesama.
Menyadari akan penyelenggaraan Allah (Divine Provindence) dalam sejarah umat Manusia, Gereja sejak abad pertama telah memperkenalkan konsep Trinitas. Ada sejumlah Bapa Gereja yang memperkenalkan Konsep Trinitas yakni:
1.St. Paus Clement dari Roma (menjadi Paus tahun 88-99):
“Bukankah kita mempunyai satu Tuhan, dan satu Kristus, dan satu Roh Kudus yang melimpahkan rahmat-Nya kepada kita?” (St. Clement of Rome, Letter to the Corinthians, chap. 46, seperti dikutip oleh John Willis SJ, The Teachings of the Church Fathers, (San Francisco, Ignatius Press, 2002, reprint 1966), p. 145)
2.St. Ignatius dari Antiokhia (50-117) membandingkan jemaat dengan batu yang disusun untuk membangun bait Allah Bapa; yang diangkat ke atas oleh ‘katrol’ Yesus Kristus yaitu Salib-Nya dan oleh ‘tali’ Roh Kudus. ((St. Ignatius of Antiokh, Letter to the Ephesians, Chap 9, Ibid., p. 146). “Sebab Tuhan kita, Yesus Kristus, telah dikandung oleh Maria seturut rencana Tuhan: dari keturunan Daud, adalah benar, tetapi juga dari Roh Kudus.” (ibid., 18:2). “Kepada Gereja yang terkasih dan diterangi kasih Yesus Kristus, Tuhan kita, dengan kehendak Dia yang telah menghendaki segalanya yang ada.” (St. Ignatius, Letter to the Romans, 110)
3.St. Polycarpus (69-155), dalam doanya sebelum ia dibunuh sebagai martir, “… Aku memuji Engkau (Allah Bapa), …aku memuliakan Engkau, melalui Imam Agung yang ilahi dan surgawi, Yesus Kristus, Putera-Mu yang terkasih, melalui Dia dan bersama Dia, dan Roh Kudus, kemuliaan bagi-Mu sekarang dan sepanjang segala abad. Amin.” (St. Polycarp, Ibid., 146)
4.St. Athenagoras (133-190):
“Sebab, … kita mengakui satu Tuhan, dan PuteraNya yang adalah Sabda-Nya, dan Roh Kudus yang bersatu dalam satu kesatuan, –Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus.” (St. Athenagoras, A Plea for Christians, Chap. 24, ibid., 148)
5.Aristides sang filsuf [90-150 AD] dalam The Apology
“Orang- orang Kristen, adalah mereka yang, di atas segala bangsa di dunia, telah menemukan kebenaran, sebab mereka mengenali Allah, Sang Pencipta segala sesuatu, di dalam Putera-Nya yang Tunggal dan di dalam Roh Kudus. (Aristides, Apology 16 [A.D. 140])
6.St. Irenaeus (115-202):
“Sebab bersama Dia (Allah Bapa) selalu hadir Sabda dan kebijaksanaan-Nya, yaitu Putera-Nya dan Roh Kudus-Nya, yang dengan-Nya dan di dalam-Nya, …Ia menciptakan segala sesuatu, yang kepadaNya Ia bersabda, “Marilah menciptakan manusia sesuai dengan gambaran Kita.” (St. Irenaeus, Against)
7.St. Clement dari Alexandria [150-215 AD] dalam Exhortation to the Heathen (Chapter 1)
“Sang Sabda, Kristus, adalah penyebab, dari asal mula kita -karena Ia ada di dalam Allah- dan penyebab dari kesejahteraan kita. Dan sekarang, Sang Sabda yang sama ini telah menjelma menjadi manusia. Ia sendiri adalah Tuhan dan manusia, dan sumber dari semua yang baik yang ada pada kita” (St. Clement, Exhortation to the Greeks 1:7:1 [A.D. 190]).
8.St. Hippolytus [170-236 AD] dalam Refutation of All Heresies (Book IX)
“Hanya Sabda Allah [yang] adalah dari diri-Nya sendiri dan karena itu adalah juga Allah, menjadi substansi Allah. (St. Hippolytus, Refutation of All Heresies 10:33 [A.D. 228]). “Sebab Kristus adalah Allah di atas segala sesuatu, yang telah merencanakan penebusan dosa dari umat manusia …. (ibid., 10:34).
9.Tertulian (155–240 M): Salah satu penulis Kristen awal yang pertama kali menggunakan istilah "Trinitas" dan mengembangkan pemahaman tentang Allah sebagai satu hakikat dalam tiga pribadi.
10.Origen [185-254 AD] dalam De Principiis (Book IV)
“Meskipun Ia [Kristus] adalah Allah, Ia menjelma menjadi daging, dan dengan menjadi manusia, Ia tetap adalah Allah.” (Origen, The Fundamental Doctrines 1:0:4 [A.D. 225]).
11.Novatian [220-270 AD] dalam Treatise Concerning the Trinity. ”Karena itu kita harus percaya, seusai dengan ketentuan tertulis, kepada Tuhan, satu Allah yang benar, dan juga kepada Ia yang telah diutus-Nya, Yesus Kristus…” (Novatian, Treatise Concerning the Trinity 16 [A.D. 235]).
12.St. Cyprian of Carthage [200-270 AD] dalam Treatise 3
“Seseorang yang menyangkal bahwa Kristus adalah Tuhan tidak dapat menjadi bait Roh Kudus-Nya …” (St. Cyprian, Letters 73:12 [A.D. 253]).
13.Lactantius [290-350 AD] dalam The Epitome of the Divine Institutes. “Ia telah menjadi baik Putera Allah di dalam Roh dan Putera manusia di dalam daging, yaitu baik Allah maupun manusia. (Lactantius, Divine Institutes 4:13:5 [A.D. 307]). Bapa tidak dapat eksis tanpa Putera dan Putera tidak dapat dipisahkan dari Bapa.” (Lactantius, (ibid., 4:28–29)
14.Athanasius (296–373 M): Tokoh penting yang menegaskan keilahian Kristus dan memperkuat doktrin Tritunggal dalam menghadapi ajaran Arianisme. “Sebab Putera ada di dalam Bapa… dan Bapa ada di dalam Putera….Mereka itu satu, satu hakekat.(St. Athanasius, Four Discourses Against the Arians, n. 3:3, in NPNF, 4:395.)
15.Augustinus dari Hippo (354–430 M): Salah satu teolog terbesar dalam sejarah Kristen yang mengembangkan konsep tentang hubungan pribadi dalam Tritunggal dan menulis secara ekstensif tentang doktrin ini. “… Allah Bapa dan Putera dan Roh Kudus adalah kesatuan ilahi yang erat, yang adalah satu dan sama esensinya, di dalam kesamaan yang tidak dapat diceraikan, sehingga mereka bukan tiga Tuhan, melainkan satu Tuhan. (St. Augustine, On The Trinity, seperti dikutip oleh John Willis SJ, Ibid., 152.)
Selanjutnya pada konsili ekumenis di Nicea (325 M) dan Konstantinopel (381 M), doktrin Tritunggal secara formal dirumuskan dan diakui sebagai bagian dari ajaran resmi gereja.
Sumber:
Alkitab Deuterokanonika LAI, Cetakan tahun2 014
https://katolisitas.org/author/stefanus-ingrid/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar