Menjelang berakhirnya hari Sabat, Yohanes datang mengunjungi Bunda Maria dan para perempuan di Senakel. Senakel (Bahasa Latin cēnāculum "ruang makan", cēnō, yang artinya "Aku Makan”), juga disebut sebagai "Ruang Atas", tempat Perjamuan Terakhir Yesus bersama Murid-MuridNya. Yohanes berusaha menghibur Bunda Maria dan para perempuan yang sedang berduka, namun tak kuasa membendung airmatanya sendiri. Yohanes berada sebentar saja bersama mereka. Kemudian Bunda Maria dan para perempuan juga mendapat kunjungan singkat dari Petrus dan Yakobus tua. Sesudah itu mereka undur diri ke bilik dan melampiaskan dukacita dengan duduk di atas abu dan menyelubungi diri lebih rapat lagi.
Doa Bunda Maria tak kunjung henti. Mata batinnya senantiasa tertuju pada Yesus. Bunda Maria sama sekali tenggelam dalam kerinduan yang berkobar untuk sekali lagi dapat melihat Putera yang dikasihinya dengan cinta yang tak terlukiskan. Sekonyong-konyong, seorang malaikat berdiri di sampingnya, memintanya segera bangkit dan pergi ke pintu rumah Nikodemus, sebab Tuhan sudah sangat dekat. Hati Sang Bunda melonjak kegirangan. Serta-merta Bunda Maria membungkus tubuhnya dengan mantol dan pergi meninggalkan para perempuan yang menyertainya tanpa memberitahukan kepada mereka ke mana ia hendak pergi. Bunda Maria bergegas menuju sebuah pintu masuk kecil yang berada di luar tembok kota, pintu yang sama pernah dilewatinya saat ia bersama para sahabat kembali dari makam.
Sekitar pukul sembilan malam. Bunda Maria hampir sampai di pintu masuk, tiba-tiba berhenti di suatu tempat yang amat tersembunyi. Dia mendongak ke atas dan melihat jiwa PuteraNya bermandikan cahaya tanpa kelihatan suatu luka pun sambil dikelilingi para patriark. Yesus turun menyongsongnya, berpaling kepada mereka yang menyertai-Nya dan menunjukkan BundaNya kepada mereka seraya berkata, “Lihatlah Maria, lihatlah BundaKu.” Yesus meyakinkan BundaNya bahwa Ia akan bangkit kembali dengan tubuh-Nya yang telah dimuliakan beberapa saat lagi. Yesus juga menceritakan segala sesuatu yang dilakukannya ketika ada di Limbo (tempat penyucian). Setelah bercerita sekian lama, Yesus lalu menyalami BundaNya dengan sebuah kecupan kemudian menghilang.
Bunda Maria berlutut dan dengan teramat hormat, dia mencium tanah yang tadi Puteranya berpijak. Penglihatan itu sungguh memenuhi hati Sang Bunda dengan penuh sukacita. Bunda Maria lalu kembali ke Senakel bergabung dengan para perempuan yang setia menyertainya. Bunda Maria meninggalkan senakel mulai menjelang pukul sembilan malam dan baru kembali sekitar pukul sebelas malam. Ketika kembali Bunda Maria mendapati mereka sedang sibuk mempersiapkan rempah-rempah dan minyak wangi. Hal itu dikerjakan karena para perempuan berencana pergi ke makam sebelum matahari terbit keesokan harinya guna menaburkan bunga-bunga dan wangi-wangian ke atas kuburan Sang Guru mereka. Ketika Bunda Maria meninggalkan mereka, Maria Magdalena, Maria isteri Kleopas, Salome, Yohana dan Maria Salome membeli rempah-rempah dan wangi-wangian di kota. Bunda Maria sama sekali tidak menceritakan kepada mereka apa yang baru saja dialaminya. Pada saat itu akal budi dan bathinya telah sungguh-sungguh pulih dari kedukaan dan keletihan. Ia telah sepenuhnya diperbaharui. Oleh sebab itu Bunda Maria menghibur mereka yang lainnya dan berusaha meneguhkan iman mereka.
Oleh karena Bunda Maria telah lebih dulu berjumpa dengan Yesus Puteranya sebelum bangkit dan mendapatkan kepastian akan bangkit dengan tubuhNya, maka Bunda Maria memilih tidak bersama dengan para perempuan yang pada besok pagi-pagi pergi ke makam Yesus. Bunda Maria sudah tahu bahwa Puteranya telah bangkit dari kematianNya. Sumber: Menyingkap Ziarah Kehidupan Bunda Maria Di Dunia: sandtuh.blogspot.com