Sabtu, 19 April 2025

Mengapa Bunda Maria Tidak ke Kubur Yesus Bersama dengan Para Perempuan Lainnya?

 



Adakah Alasannya atau Dimanakah Sang Bunda Tuhan Ketika Itu? Ingin mendapatkan jawabannya, simaklah kisahnya berikut ini:

Menjelang berakhirnya hari Sabat, Yohanes datang mengunjungi Bunda Maria dan para perempuan di Senakel. Senakel (Bahasa Latin cēnāculum "ruang makan", cēnō, yang artinya "Aku Makan”), juga disebut sebagai "Ruang Atas", tempat Perjamuan Terakhir Yesus bersama Murid-MuridNya.  Yohanes berusaha menghibur Bunda Maria dan para perempuan yang sedang berduka, namun tak kuasa membendung airmatanya sendiri. Yohanes berada sebentar saja bersama mereka. Kemudian Bunda Maria dan para perempuan juga mendapat kunjungan singkat dari Petrus dan Yakobus tua. Sesudah itu mereka undur diri ke bilik dan melampiaskan dukacita dengan duduk di atas abu dan menyelubungi diri lebih rapat lagi.

Doa Bunda Maria tak kunjung henti. Mata batinnya senantiasa tertuju pada Yesus. Bunda Maria sama sekali tenggelam dalam kerinduan yang berkobar untuk sekali lagi dapat melihat Putera yang dikasihinya dengan cinta yang tak terlukiskan. Sekonyong-konyong, seorang malaikat berdiri di sampingnya, memintanya segera bangkit dan pergi ke pintu rumah Nikodemus, sebab Tuhan sudah sangat dekat. Hati Sang Bunda melonjak kegirangan. Serta-merta Bunda Maria membungkus tubuhnya dengan mantol dan pergi meninggalkan para perempuan yang menyertainya tanpa memberitahukan kepada mereka ke mana ia hendak pergi. Bunda Maria bergegas menuju sebuah pintu masuk kecil yang berada di luar tembok kota, pintu yang sama pernah dilewatinya saat ia bersama para sahabat kembali dari makam.

Sekitar pukul sembilan malam. Bunda Maria hampir sampai di pintu masuk, tiba-tiba berhenti di suatu tempat yang amat tersembunyi. Dia mendongak ke atas dan melihat jiwa PuteraNya bermandikan cahaya tanpa kelihatan suatu luka pun sambil dikelilingi para patriark. Yesus turun menyongsongnya, berpaling kepada mereka yang menyertai-Nya dan menunjukkan BundaNya kepada mereka seraya berkata, “Lihatlah Maria, lihatlah BundaKu.” Yesus meyakinkan BundaNya bahwa Ia akan bangkit kembali dengan tubuh-Nya yang telah dimuliakan beberapa saat lagi. Yesus juga menceritakan segala sesuatu yang dilakukannya ketika ada di Limbo (tempat penyucian). Setelah bercerita sekian lama, Yesus lalu menyalami BundaNya dengan sebuah kecupan kemudian menghilang.

Bunda Maria berlutut dan dengan teramat hormat, dia mencium tanah yang tadi Puteranya berpijak. Penglihatan itu sungguh memenuhi hati Sang Bunda dengan penuh sukacita. Bunda Maria lalu kembali ke Senakel bergabung dengan para perempuan yang setia menyertainya. Bunda Maria meninggalkan senakel mulai menjelang pukul sembilan malam dan baru kembali sekitar pukul sebelas malam. Ketika kembali Bunda Maria mendapati mereka sedang sibuk mempersiapkan rempah-rempah dan minyak wangi. Hal itu dikerjakan karena para perempuan berencana pergi ke makam sebelum matahari terbit keesokan harinya guna menaburkan bunga-bunga dan wangi-wangian ke atas kuburan Sang Guru mereka. Ketika Bunda Maria meninggalkan mereka, Maria Magdalena, Maria isteri Kleopas, Salome, Yohana dan Maria Salome membeli rempah-rempah dan wangi-wangian di kota. Bunda Maria sama sekali tidak menceritakan kepada mereka apa yang baru saja dialaminya. Pada saat itu akal budi dan bathinya telah sungguh-sungguh pulih dari kedukaan dan keletihan. Ia telah sepenuhnya diperbaharui. Oleh sebab itu Bunda Maria menghibur mereka yang lainnya dan berusaha meneguhkan iman mereka.

Oleh karena Bunda Maria telah lebih dulu berjumpa dengan Yesus Puteranya sebelum bangkit dan mendapatkan kepastian akan bangkit dengan tubuhNya, maka Bunda Maria memilih tidak bersama dengan para perempuan yang pada besok pagi-pagi pergi ke makam Yesus. Bunda Maria sudah tahu bahwa Puteranya telah bangkit dari kematianNya. Sumber: Menyingkap Ziarah Kehidupan Bunda Maria Di Dunia: sandtuh.blogspot.com 

 

Yesusku...Sedih Sekali Tuhanku....

 

Dia yang dinantikan dan dirindukan bangsaNya…dibuat tidak mengembik saat dibawa ke tempat pembataian.Terkulai tak berdaya karena disiksa sedemikian rupa, dihujat, dicemooh dan ditinggalkan oleh orang-orangNya sendiri.

Dia yang dikejar-kejar, dibunuh oleh penguasa sejak di masa awal,

Dia yang diragukan keIlahianNya dengan menyebarkan kepalsuan ajaran,

Dia yang dicelah sebagai mesias palsu  dari masa ke masa,

Dia yang tidak diakui lahir dari seorang Perawan,

Dia yang ibuNya tidak dihormati oleh mereka yang dengan angkuhnya memprotes,

Dia yang disangsikan kehadiranNya dalam Ekaristi GerejaNya,

Dia  yang terus disangsikan dengan pendasaran biblis,bahkan dipalsukan sedemikian rupa, apalagi di masa kini melalui media sosial oleh kaumNya sendiri dan orang-orang yang merasa tidak nyaman dengan sosokNya.

Akhirnya Tuhanku, sepanjang masa tergantung pada Salib dalam kondisi

wajahNya rusak parah, kepala-Nya ditudungi mahkota duri,  

bibir-Nya kering kerontang dan setengah terbuka karena kehabisan tenaga.

Rambut dan jenggot-Nya lengket dengan darah.

Dada-Nya terkoyak oleh bilur-bilur.

Kedua siku, pergelangan tangan dan pundakNya bengkak.

Tulang-tulangnya nyaris terlepas dari persendian.

DarahNya pun  terus menetes dari luka-luka menganga pada bahu kanan,  kedua tangan dan seluruh tubuhNya.

Daging-Nya tercabik-cabik begitu rupa sehingga terlihat tulang rusuk-Nya.

Kedua lenganNya  nyaris terlepas karena diregangkan pada lengan salib.

Daging dan segala uratNya sepenuhnya kelihatan.

Sekujur tubuh-Nya penuh luka lebam berwarna hitam dan kebiruan. 

Padahal tubuh kudus Tuhanku. KulitNya putih bersih, dadanya bidang tak berbulu. Bahunya lebar, kaki dan tangan berotot. LututNya kuat, tungkai kakinya panjang. Begitupun jemariNya panjang dan lentik meskipun tidak selembut jemari perempuan atau agak kasar seperti jemari lelaki. Keningnya lebar dan tinggi. WajahNya oval. RambutNya lebat berwarna coklat keemasan dengan belahan di tengah dan jatuh tergerai di pundak-Nya. Jenggot-Nya sedang tetapi lancip dan terbelah di dagu.

Segala yang terindah, anggun dan bersahaja pada  tubuh Tuhanku nampak tidak dapat dikenali lagi. Dia menjadi sosok olokan dan bahan tertawaan orang-orang…. Apakah engkau juga yang membuatNya tidak dikenal lagi?

 Selamat menikmati Kisah Sengsara Tuhanku…. 



Veronika Perempuan Sulung Menerima Gambar Wajah Yesus


Veronika yang terkenal itu, bernama asli Serafia. Serafia adalah isteri dari Sirakh; salah satu anggota Sidang Bait Allah. Di kemudian hari, Serafia dikenal sebagai Veronica, nama yang diambil dari kata “vera icon” (gambar asli), guna mengenangkan tindakannya yang gagah berani pada saat Yesus memiluk salib.

Serafia mempersiapkan anggur sedap dalam bulih guna memberikan kepada Yesus, sekedar melepaskan dahagaNya.

Ketika iring-iringan melintasi sekitar dua ratus meter dari tempat  Simon membantu memikul salib pada jalanan lurus, Serafia yang menggengam sehelai kerudung besar pada lengannya, bersama seorang gadis kecil berumur 9 tahun sudah menanti di pinggiran jalan, dengan berani menerobos pasukan pengawal. Sebelum tiba pada Yesus Serafia sempat terdorong oleh pasukan karena berusaha mendekati Yesus. Akan tetapi oleh usaha kerasnya, Serafia berhasil sampai ke hadapan Yesus. Serafia berlutut di hadapan Yesus dan mengulurkan kerudung sembari berkata, “Ijinkanlah hamba menyeka wajah Tuhan-ku.” Yesus menyambut kerudung dengan tangan kiri-Nya, menyeka wajah-Nya yang berlumuran darah, lalu mengembalikannya seraya mengucapkan terima kasih. Serafia mencium kain itu dan menyimpannya di bawah mantolnya. Sementara anggur yang dipegang oleh gadis kecil tidak diijinkan oleh pasukan pengawal untuk  Yesus minum.

Usai perjumpahan heroik itu, Serafia langsung kembali ke rumahnya. Begitu tiba di rumah, Serafia meletakkan kerudung di atas meja, sementara ia sendiri jatuh berlutut nyaris tak sadarkan diri. Seorang sahabat yang masuk ke rumah sesaat kemudian, mendapati Serafia terus berlutut dalam keadaan demikian, dengan gadis kecil menangis di sisinya. Sahabat itu terperanjat manakala mendapati wajah Yesus yang berdarah tergambar di atas kerudung. Serafia pun bersujud di hadapan kerudung seraya berseru dengan air mata berderai, “Sekarang, sungguh aku harus menyerahkan segala-galanya dengan hati bahagia, sebab Tuhan-ku telah berkenan memberiku kenangan akan DiriNya.” Serafia menyimpan kerudung Wajah Yesus hingga akhir hayatnya. Kerudung Wajah Yesus kemudian diserahkan kepada Bunda Maria dan selanjutnya kepada rasul-rasul Yesus.

Serafia dan Yohanes Pembaptis adalah saudara sepupu; ayah Serafia adalah saudara Zakharia. Serafia juga merupakan sanak dari Simeon tua yang menubuatkan tentang kanak Yesus pada hari keempat puluh ketika dipersembahkan di Bait Allah. Serafia juga yang memberikan Yesus makan selama tiga hari ketika ada di Yerusalem pada umur dua belas tahun; manakala tertinggal di sana dan membuat Yosef dan Maria mencarinya.

Yesus memberikan hadiah bagi Serafia karena telah berjasa pada diriNya dan merupakan pintu menuju pewarisan iman. Apakah kita juga mau mendapatkan Wajah Yesus? Ayo perbesarlah kasihmu kepada Dia dengan beriman teguh dan berbagi kebaikan kepada sesama dan dunia. Sumber : “The Dolorous Passion of Our Lord Jesus Christ from the Meditations of Anne Catherine Emmerich”