Selasa, 18 Juni 2024

Latria, Dulia dan Hiper Dulia dalam Gereja

 

Perspektif tentang Penyembahan dan Penghormatan

Oleh Matheus Antonius Krivo dari berbagai sumber

Latria adalah suatu istilah teologis (bahasa Latin: Latrīa, dari bahasa Yunani λατρεία, latreia) yang digunakan dalam teologi Ortodoks Timur dan Katolik Roma dengan arti adorasi (ibadah atau penyembahan), yaitu suatu penghormatan mendalam yang ditujuhkan hanya kepada Tritunggal Mahakudus: Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus.  Tentunya disesuaikan dengan perintah pertama pada Sepuluh Perintah Allah: untuk menyembah Allah saja dan jangan ada allah lain yang disembah selain Dia (Kel 20: 1-6).  

Latria juga berlaku untuk Ekaristi dan adorasi Ekaristi (Sakramen Mahakudus). Pada abad ke-16, Konsili Trente (1545-1563) membuat penegasan-penegasan spesifik mengenai kehadiran nyata Kristus dalam Ekaristi dan dasar teologis untuk adorasi Ekaristi:"Putera Tunggal Allah adalah untuk dipuja dalam Sakramen Ekaristi Kudus dengan ibadah "latria'", termasuk ibadah eksternal." Latria dijiwai dengan sikap pengurbanan dan keluar dari suasana kebathinan. Umat Katolik memandang diri mereka benar-benar berpartisipasi dalam pengurbanan di kaki Kalvari, bahwa apa yang Kristus persembahkan  satu kali untuk mengambil bagian dalam keabadian ilahi.


Selain Latria, Gereja Ortodoks Timur dan Katolik Roma juga mengembangkan tingkatan penghormatan yang disebut Dulia dan Hiper Dulia. Dulia adalah penghormatan yang diberikan kepada Orang-Orang Kudus, symbol-simbol kudus. Sedangkan Hiper Dulia  adalah dulia yang agung yaitu penghormatan khusus kepada Bunda Maria. Dulia dan Hiper Dulia merupakan jenis penghormatan yang bukan pengorbanan. Mengapa penghormatan kepada Bunda Maria disebut dengan Dulia yang Agung karena Bunda Maria adalah manusia Istimewa yang melahirkan Allah yang menjelma menjadi manusia. Tak ada manusia Istimewa yang ada di bawah kolong langit  lebih dari Bunda Maria. Bunda Maria sejak awal sudah dalam ribaan Ilahi.

Konsep Latria dan Dulia  dituliskan oleh St. Agustinus dari Hippo dan St. Hieronimus, dan diuraikan secara lebih eksplisit oleh St. Thomas Aquinas dalam Summa Theologiae (1270): "Penghormatan mendalam diatribusikan kepada Allah karena Keagungan-Nya, yang dikomunikasikan kepada makhluk-makhluk tertentu tidak dalam ukuran yang sama, tetapi menurut suatu ukuran proporsi; penghormatan mendalam yang kita berikan kepada Allah, dan yang termasuk latria, berbeda dengan penghormatan mendalam yang kita berikan kepada makhluk-makhluk agung tertentu”. Dalama artikel yang lain St. Thomas Aquinas menulis: "Karenanya dulia, yang memberikan bakti yang pantas kepada seorang tuan manusia, adalah suatu kebajikan  berbeda dengan latria yang memberikan bakti pantas kepada Ketuhanan Allah”.
Semoga menambah khasanah pemahaman sehingga mampu menjelaskan kepada siapapun yang memberikan pertanyaan atau pernyataan. Sekaligus pula menjadi salah satu informasi yang perlu ditransfer kepada generasi selanjutnya. 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar