PENGANTAR
Nama Yusuf dalam Alkitab Gereja Katolik tidak banyak disebutkan. Injil Matius dan Lukas menyebutkan nama Yusuf pada bab satu dan dua. Berabad-abad lamanya Gereja sesungguhnya tidak menaruh perhatian istimewa terhadap sosok Yusuf yang adalah suami Maria dan pengasuh Yesus Kristus. Padahal kisah penyelamatan umat Manusia melalui Yesus sebagai penjelmaan Ilahi mendapatkan dukungan total dari Maria dan Yusuf yang masing-masing berperan sebagai ibu yang melahirkan dan bapak yang mengasuh.
Perhatian Gereja terhadap figure Yusuf baru mulai ada sejak abad ke delapan dan kesembilan dengan menetapkan tanggal 19 Maret sebagai hari raya utama Santo Yusuf (Kitab Hukum Kanon No. 1246). Meski demikian praktek devosional sama sekali belum ada. Berselang sepuluh abad kemudian perhatian terhadap Santo Yusuf baru mulai ada yang diawali oleh Santa Theresia dari Avila (1515-1582). Santa Theresia banyak menulis tentang Santo Yusuf perihal panggilannya, martabatnya, kekudusannya dan perantaraannya. Kemudian secara istimewa Gereja memberi perhatian kepada Yusuf yang dimulai pada masa Paus Pius IX (1846- 1878). Dimasanya Sri Paus Pius IX pada tanggal 8 Desember 1870 menetapkan Yusuf sebagai pelindung Gereja universal dengan deretan atau litani Santo Yusuf sebagai pelindung para buruh/karyawan, keluarga, para perawan, orang- orang sakit dan orang- orang yang telah meninggal. Selain itu Santo Yusuf juga menjadi pelindung para fakir miskin, para penguasa, para bapa keluarga, para imam dan kaum religius serta pelindung peziarah. Santo Yusuf juga dihormati sebagai tokoh doa dan kehidupan rohani. Paus Leo XIII dalam “Quamquam Pluries” (1889) menulis, “St Yusuf adalah pelindung, penyelenggara, pembela yang sah dari rumah tangga ilahi yang dipimpinnya. Tak dapat diragukan bahwa Santo Yusuf lebih mendekati dari siapa pun keunggulan martabat dengan mana Bunda Allah melampaui segenap makhluk ciptaan dengan begitu luar biasa.”
Pada tahun 1937, Sri Paus Pius XI (1922- 1939) mengangkat Santo Yusuf sebagai pelindung pujangga Gereja melawan komunisme ateistik. Selanjutnya pada tahun 1961, Sri Paus Yohanes XXIII (1958-1963) memilih Yusuf sebagai pelindung Surgawi Konsili Vatikan II. Nama Yusuf sendiri mulai dimasukkan dalam kanon misa pada 13 November 1962 yakni pada Doa Syukur Agung I.
Pada tahun 1955, Sri Paus Pius XII (1939-1958) memaklumkan pesta Santo Yusuf Pekerja yang dirayakan pada tanggal 1 Mei. Pesta ini menekankan martabat pekerjaan dan keteladanan Santo Yusuf sebagai pekerja dan untuk menyertakan kembali keikutsertaan Gereja dalam karya penyelamatan Allah. Selanjutnya Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1989 menyampaikan penjelasan dan refleksi mengenai panggilan unik Santo Yusuf dalam rencana keselamatan Allah dengan Redemptoris Custos (Pelindung Sang Penebus). Anjuran Apostolik yang inspirasional menandai seratus tahun diterbitkannya Ensiklik Paus Leo XIII yang berbicara tentang Peran dan Perutusan Santo Yusuf dalam Kehidupan Kristus dan Gereja.
Selanjutnya Paus Fransiskus yang memimpin Gereja Katolik Universal sejak 13 Maret 2013 menetapkan tahun penghormatan kepada Santo Yusuf pada tanggal 8 Desember 2020 sampai 8 Desember 2021. Sri Paus Fransiskus bertepatan dengan Hari Raya Maria Dikandung Tanpa Noda tanggal 8 Desember 2020 mengeluarkan Surat Apostolik berjudul Patris Corde (Dengan Hati Seorang Bapa). Surat Apostolik tersebut menandai peringatan 150 tahun (8 Desember 1870 sampai 8 Desember 2020) Santo Yusuf sebagai Pelindung Gereja Semesta.
Kendati dalam perjalanan Gereja, telah ada perhatian kepada Santo Yusuf namun uraian lebih detail tentang perjalanan hidup Santo Yusuf belum banyak terungkap. Tampaknya ziarah hidup Santo Yusuf masih menjadi misteri. Oleh karena hal itu, penulis terpanggil untuk menyingkapkannya sebagai sumber informasi dan pengetahuan bagi kaum beriman. Judul buku ini adalah “Menyimak Kehidupan Santo Yusuf, Dipanggil Kepada Ketaatan”. Buku ini berisikan tiga episode yakni pertama tentang Ziarah Yusuf Menjadi Pengasuh Juru Selamat; kedua tentang Yusuf Yang Taat; Ketiga tentang Yusuf Setia Bersama Maria dan Yesus Hingga Menemui Ajalnya. Keseluruhan isi dari buku ini merupakan koleksi terhadap kisah-kisah yang telah ditulis dan dipublikasi melalui media cetak dan online. Sumber pustaka utama adalah Alkitab Deuterokanonika. Selanjutnya Meditasi Beata Anne Catharine Emmerich, Proto Injil Yakobus, Wikipedia Ensikopledia Bebas Bahasa Indonesia, Google dan Youtube.
Semoga dengan membaca Episode Kehidupan Santo Yusuf, kaum beriman menjadi semakin percaya akan kisah penyelamatan umat manusia yang dikerjakan Allah di masa lampau hingga keabadiannya.
Penulis
26 Juli 2024
terima kasih Pa ..
BalasHapusMaaf Ama, saya baru bisa respon. Terima kasih untuk responnya.
HapusTulisan yg membuka alam pikiran tentang sejarah dalam Kristen
BalasHapusTrims Pa Paul untuk support design blog ini. Semoga warta iman tersebar luas. Tuhan Yesus memberkati
Hapus