Oleh Matheus Antonius Krivo
Menengok sejarah lahirnya doa Rosario ada 2 tradisi yang dapat menjelaskan tentang cikal bakal munculnya doa tersebut. Tradisi Pertama berasal dari Santo Dominikus pada abad ke-12. Santo Dominikus adalah pendiri Ordo Dominikan. Dimasa itu Dominikus sedang giat melakukan perlawanan terhadap bidaah Albigensian yang anti Kristen. Kepada Dominikus Bunda Maria menampakan dirinya sambil memberi rosario (dari kata rosarium; rosa yang berarti bunga mawar). Bunda Maria berjanji bahwa apa yang diperjuangkan Dominikus akan berhasil manakala selalu berdoa rosario. Pesan Bunda Maria tersebut sungguh diikuti oleh Dominikus dan para pengikutnya sehingga pada abad ke-14 ajaran bidaah Albigensian sungguh-sungguh mati/terhapus.
Tradisi berdoa dengan mengulang 50 kali sebetulnya adalah
kebiasaan para rahib di biara-biara.
Para rahib setiap hari mendaraskan 150 mazmur dalam ibadat
harian/brevir. Dalam perkembangannya mengingat ada anggota rahib yang tidak
bisa baca tulis, maka digantikan dengan mendoakan 150 kali Bapa Kami (Pater
Noster).
Guna mempermudah menghitung jumlah doa Pater Noster/Bapa Kami, para rahib
menggunakan seutas tali dengan simpul-simpul
atau manik-manik. Jadi setiap hari ada tiga kali berdoa Bapa Kami
masing-masing sebanyak 50 kali. Jumlah doa 50 kali ini kemudian disadur ke
dalam Doa Salam Maria mulai tahun 1072 yang mana banyak umat Katholik
menggantikan doa Bapa Kami dengan Salam Maria. Upaya menggantikan 50 doa Bapa
Kami dengan Salam Maria dipimpin oleh Santo Petrus Damianus. Rangkaian Salam Maria yang terdiri dari 50
doa itu sering disebut Korona (=Mahkota). Kata ini mengingatkan kita akan
hiasan kembang yang menyerupai mahkota yang biasanya dibuat pada patung Bunda
Maria.
Pada
abad ke-11 dan 12, berkembang suatu kebiasaan memberi salam kepada Bunda Maria
bila seseorang melewati patung Bunda Maria. Salam yang diberikan yakni “Salam Maria penuh rahmat Tuhan
Sertamu. Pada tahun 1260-an mulai digabungkan dengan “Terpujilah engkau
diantara wanita dan terpujilah buah tubuhmu“. Kata ‘ Yesus’ kemudian
ditambahkan pada abad ke–13. Sedangkan jawaban “Santa Maria Bunda Allah
doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati, Amin ditambahkan
pada abad ke 15 pada masa Paus Pius V. Rumusan ini ditambahkan karena dipandang
logis berkenaan dengan ajaran resmi Gereja ‘Theotokos’ = Maria Sebagai Bunda
Allah yang diresmikan pada Konsili Efesus tahun 431.
Tradisi
Kedua, yang mempunyai andil besar dalam mengukuhkan devosi
kepada Yesus dan Maria melalui Rosario adalah Kesaksian Kemenangan Armada Laut
Kristen pada Perang Lepanto Timur Eropa. Perang Lepanto adalah perang antara
pasukan Kristen Eropa yang dipimpin Don Yuan dari Austria melawan Pasukan Islam
dari Turki yang dipimpin oleh Halifasha yang terjadi pada 7 Oktober 1571.
Pasukan Islam Turki dikenal sangat kuat dan telah berhasil mengalahkan armada
laut Katholik hampir seluruh Eropa. Sedangkan Pasukan Don Yuan terbilang lemah.
Pada hari pertempuran itu segenap prajurit Don Yuan yang maju berperang tangan
kanannya memegang Rosario dan tangan kirinya memegang senjata. Pada saat
bersamaan pula Paus Pius V memerintahkan umat Katholi Eropa untuk berdoa Rosario
demi kemenangan peran di Lepanto. Perang dengan bersenjatakan Rosario itu
kemudian dimenangkan oleh pasukan Don Yuan. Atas peristiwa itu kemudian Paus
Clemens XI (1667-1669) menetapkan Minggu Pertama bulan Oktober sebagai Pesta
Rosario Santa Perawan Maria untuk mengenangkan kemenangan di Lepanto Timur.
Gereja
Merestui Berdoa Rosario
Setelah
mapan dalam tradisi; dimana orang Kristen selalu berdoa rosario baru kepausan memberikan dukungan dengan
memasukkan doa rosario dalam bulla kepausan (petunjuk doa resmi gereja).
Kepausan menerima doa rosario sebagai salah satu doa resmi gereja karena dua
alasan: Pertama, Pengalaman Santo Dominikus yang mengandalkan rosario
mengalahkan bidaah Albigensian dan Kedua, Kemenangan Armada Laut Kristen Eropa
yang dipimpin oleh Don Yuan dari Austria atas Pasukan Islam Turki yang dipimpin
Halifasha di Lepanto Timur Tengah pada 7 Oktober 1571. Oleh penerimaan itu
Gereja kemudian menambahkan jawaban doa Rosario sebagai konsekuensi logis dari
ajaran Theotokos. Dengan demikian gereja secara resmi menyatakan dukungan
kepada doa Rosario mulai tahun 1571.
Tradisi
yang turut memberi andil dalam mengembangkan doa Rosario yakni pada tahun 1409 seorang
rahib dari Ordo Kartusian yakni Santo Dominikus dari Prusia menambahkan
meditasi setiap berdoa 10 kali Salam Maria. Jadi Ordo Kartusianlah yang berjasa
membagi doa Salam Maria menjadi sepuluh-persepuluhan. Kemudian pada tahun 1475 pastor-pastor
Dominikan di Koeln Jerman menetapkan 15 peristiwa tertentu. Setelah tahun 1571
Paus Pius V membentuk Persaudaraan Rosario yang bertugas menerbitkan buku
penuntun tentang Rosario sehingga kemudian tersebar luas dan digunakan di
seluruh dunia. Paus yang berjasa besar mengembangkan Rosario adalah Paus Pius V
dari Ordo Dominikan dan Paus Leo III.
Kata
Rosario berasal dari bahasa Latin, rosarium, yang berarti; kebun mawar.
Pertalian antara kebun mawar dengan Maria dapat dilihat dalam Kitab Suci umat
Yahudi, dan Kidung Agung. Di dalam Kidung Agung ditulis seorang wanita cantik
yang tinggal di sebuah kebun. Ia digambarkan sebagai bunga mawar dari Saron,
bunga bakung di lembah-lembah (Kidung Agung 2:1). Hubungan antara mawar dan
kebun mawar dengan Maria semakin menunjukkan maknanya dalam tradisi umat
Katolik dalam abad ke-12, melalui tulisan dari Bernard dari Clairvaux dan
ordonya Benediktin. Seni religius juga menampilkan mawar sebagai perlambang
Maria.
Maria
digambarkan sebagai mawar yang ajaib. Santo Louis de Mantford menjelaskan bahwa
Mawar melambangkan Yesus dan Maria dalam Kehidupan, Kematian dan Keabadian.
Daunnya adalah misteri kegembiraan. Durinya adalah misteri sengsara. Bunganya
adalah misteri kemuliaan. Kuncupnya adalah masa kanak-kanak Yesus dan Maria.
Kelopaknya yang terbuka adalah lambang penderitaan mereka. Mawar yang merekah
adalah lambang kemenangan serta kemuliaan Yesus dan Maria.
Diambil
dari Buku: Rosario-Sejarah dan Misteri Kuasanya dan Buku Misteri Cahaya
Membarui Rosario di Millenium III. Pengarang Willem Daia, Pr. Penerbit Yayasan
Pustaka Nusatama
Teologi Rosario
Teologi
Rosario ditemukan dalam seluruh peristiwa. Peristiwa-peristiwa mengatur
renungan yang diselipkan di antara doa Bapa Kami dan Salam Maria menjadi
meditasi yang berkesinambungan tentang kehidupan Yesus dan Maria; kelima belas
peristiwa juga merupakan ringkasan dari tahun liturgi, selain itu jumlah 150
juga berasal dari jumlah mazmur. Rosario mengkisahkan sejarah keselamatan
manusia yang terdapat dalam Injil. Dimulai dengan peristiwa gembira, lewat
malaikat Gabriel Tuhan memilih Maria untuk menjadi Ibu Putera-Nya, Yesus
Kristus hingga Yesus bangkit dari kematian, naik ke surga, dan bagaimana para
rasul yang ketakutan berdoa bersama Maria ketika Roh Kudus turun atas para
Rasul. Maria memperlihatkan bagaimana ia selalu mengikuti kehendak Tuhan hingga
diangkat ke surga dan dimahkotai di surga. Maria memberi contoh bagaimana
mengikuti kehendak Tuhan dan kita pun diajak berbuat serupa.
Dalam
melakukan meditasi peristiwa, kita merenungkan pada kondisi kemanusiaan kita:
kebebasan kita dari pembatasan berkat kelahiran Kristus, penderitaan kita
sendiri serta kematian yang dekat melalui sengsara dan penyaliban Kristus dan
harapan kita untuk kehidupan baru dalam kebangkitan Kristus dan kenaikannya ke
Surga.
Edward
Schillebeeckx menulis nilai Rosario dapat ditemukan dalam pemusatan pikiran
pada misteri penyelamatan Penebusan. Kristus yang membawa penebusan ini, tetapi
Maria hadir secara aktif dan berhubungan dengan seluruh susunan historis
penyelamatan. Rosario adalah syahadat Kristologis tiruan, sebuah symbolum atau
ringkasan dogma dan doktrin, dalam bentuk doa meditasi, ringkasan, doa dari
seluruh dogma Penebusan. Bila kita berdoa Rosario, kita melakukan yang
dilakukan Maria; dengan renungan doa ia belajar memahami misteri Kristus dan
menyadari tempatnya yang luarbiasa dalam kebijaksanaan dan kesederhanaan
Penebusan. Hanya dengan menjadi semakin dekat dengan Misteri Kristus; yang
mencakup Misteri Maria, kita juga akan dapat memahami kedudukan dan panggilan kita
yang sesungguhnya dalam dunia yang telah ditebus ini. Paus Yohanes Paulus II
mengatakan: jadikanlah doa Rosario; rantai penuh rahmat yang menghubungkanmu ke
surga melalui Bunda Maria. **
Manik-Manik
Rosario
Tak ada tanggal yang pasti
tentang asal muasal Rosario. Bila kita memahami Rosario sebagai rangkaian
manik-manik yang digunakan untuk menghitung doa, maka asal muasalnya jauh
sebelum kelahiran Kristus, yaitu abad 9 SM, ketika bangsa Hindu mulai menggunakan
manik-manik untuk berdoa. Rosario adalah rangkaian doa dan renungan peristiwa
Alkitab yang dilakukan dengan alat bantu serangkaian manik-manik. **
Tidak ada komentar:
Posting Komentar