Selasa, 18 Juni 2024

Berdoa Rosario Sebuah Ulasan Historis

 


Oleh Matheus Antonius Krivo


Menengok sejarah lahirnya doa Rosario ada 2 tradisi yang dapat menjelaskan tentang cikal bakal munculnya doa tersebut. Tradisi Pertama berasal dari Santo Dominikus pada abad ke-12. Santo Dominikus adalah pendiri Ordo Dominikan.  Dimasa itu Dominikus sedang giat melakukan perlawanan terhadap bidaah Albigensian yang anti Kristen.  Kepada Dominikus Bunda Maria menampakan dirinya sambil memberi rosario (dari kata rosarium; rosa yang berarti bunga mawar). Bunda Maria berjanji bahwa apa yang diperjuangkan Dominikus akan berhasil manakala selalu berdoa rosario.  Pesan Bunda Maria tersebut sungguh diikuti oleh Dominikus dan para pengikutnya sehingga pada abad ke-14 ajaran bidaah Albigensian sungguh-sungguh mati/terhapus. 

Tradisi berdoa dengan mengulang 50 kali sebetulnya adalah kebiasaan para rahib di biara-biara.  Para rahib setiap hari mendaraskan 150 mazmur dalam ibadat harian/brevir. Dalam perkembangannya mengingat ada anggota rahib yang tidak bisa baca tulis, maka digantikan dengan mendoakan 150 kali Bapa Kami (Pater Noster). 

Guna mempermudah menghitung jumlah doa Pater Noster/Bapa Kami, para rahib menggunakan seutas tali dengan simpul-simpul  atau manik-manik. Jadi setiap hari ada tiga kali berdoa Bapa Kami masing-masing sebanyak 50 kali. Jumlah doa 50 kali ini kemudian disadur ke dalam Doa Salam Maria mulai tahun 1072 yang mana banyak umat Katholik menggantikan doa Bapa Kami dengan Salam Maria. Upaya menggantikan 50 doa Bapa Kami dengan Salam Maria dipimpin oleh Santo Petrus Damianus.  Rangkaian Salam Maria yang terdiri dari 50 doa itu sering disebut Korona (=Mahkota). Kata ini mengingatkan kita akan hiasan kembang yang menyerupai mahkota yang biasanya dibuat pada patung Bunda Maria.

Pada abad ke-11 dan 12, berkembang suatu kebiasaan memberi salam kepada Bunda Maria bila seseorang melewati patung Bunda Maria. Salam yang diberikan  yakni “Salam Maria penuh rahmat Tuhan Sertamu. Pada tahun 1260-an mulai digabungkan dengan “Terpujilah engkau diantara wanita dan terpujilah buah tubuhmu“. Kata ‘ Yesus’ kemudian ditambahkan pada abad ke–13. Sedangkan jawaban “Santa Maria Bunda Allah doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati, Amin ditambahkan pada abad ke 15 pada masa Paus Pius V. Rumusan ini ditambahkan karena dipandang logis berkenaan dengan ajaran resmi Gereja ‘Theotokos’ = Maria Sebagai Bunda Allah yang diresmikan pada Konsili Efesus tahun 431.

Tradisi Kedua, yang mempunyai andil besar dalam mengukuhkan devosi kepada Yesus dan Maria melalui Rosario adalah Kesaksian Kemenangan Armada Laut Kristen pada Perang Lepanto Timur Eropa. Perang Lepanto adalah perang antara pasukan Kristen Eropa yang dipimpin Don Yuan dari Austria melawan Pasukan Islam dari Turki yang dipimpin oleh Halifasha yang terjadi pada 7 Oktober 1571. Pasukan Islam Turki dikenal sangat kuat dan telah berhasil mengalahkan armada laut Katholik hampir seluruh Eropa. Sedangkan Pasukan Don Yuan terbilang lemah. Pada hari pertempuran itu segenap prajurit Don Yuan yang maju berperang tangan kanannya memegang Rosario dan tangan kirinya memegang senjata. Pada saat bersamaan pula Paus Pius V memerintahkan umat Katholi Eropa untuk berdoa Rosario demi kemenangan peran di Lepanto. Perang dengan bersenjatakan Rosario itu kemudian dimenangkan oleh pasukan Don Yuan. Atas peristiwa itu kemudian Paus Clemens XI (1667-1669) menetapkan Minggu Pertama bulan Oktober sebagai Pesta Rosario Santa Perawan Maria untuk mengenangkan kemenangan di Lepanto Timur.

Gereja Merestui Berdoa Rosario

Setelah mapan dalam tradisi; dimana orang Kristen selalu berdoa rosario  baru kepausan memberikan dukungan dengan memasukkan doa rosario dalam bulla kepausan (petunjuk doa resmi gereja). Kepausan menerima doa rosario sebagai salah satu doa resmi gereja karena dua alasan: Pertama, Pengalaman Santo Dominikus yang mengandalkan rosario mengalahkan bidaah Albigensian dan Kedua, Kemenangan Armada Laut Kristen Eropa yang dipimpin oleh Don Yuan dari Austria atas Pasukan Islam Turki yang dipimpin Halifasha di Lepanto Timur Tengah pada 7 Oktober 1571. Oleh penerimaan itu Gereja kemudian menambahkan jawaban doa Rosario sebagai konsekuensi logis dari ajaran Theotokos. Dengan demikian gereja secara resmi menyatakan dukungan kepada doa Rosario mulai tahun 1571. 

Tradisi yang turut memberi andil dalam mengembangkan doa Rosario yakni pada tahun 1409 seorang rahib dari Ordo Kartusian yakni Santo Dominikus dari Prusia menambahkan meditasi setiap berdoa 10 kali Salam Maria. Jadi Ordo Kartusianlah yang berjasa membagi doa Salam Maria menjadi sepuluh-persepuluhan.    Kemudian pada tahun 1475 pastor-pastor Dominikan di Koeln Jerman menetapkan 15 peristiwa tertentu. Setelah tahun 1571 Paus Pius V membentuk Persaudaraan Rosario yang bertugas menerbitkan buku penuntun tentang Rosario sehingga kemudian tersebar luas dan digunakan di seluruh dunia. Paus yang berjasa besar mengembangkan Rosario adalah Paus Pius V dari Ordo Dominikan dan Paus Leo III.

Kata Rosario berasal dari bahasa Latin, rosarium, yang berarti; kebun mawar. Pertalian antara kebun mawar dengan Maria dapat dilihat dalam Kitab Suci umat Yahudi, dan Kidung Agung. Di dalam Kidung Agung ditulis seorang wanita cantik yang tinggal di sebuah kebun. Ia digambarkan sebagai bunga mawar dari Saron, bunga bakung di lembah-lembah (Kidung Agung 2:1). Hubungan antara mawar dan kebun mawar dengan Maria semakin menunjukkan maknanya dalam tradisi umat Katolik dalam abad ke-12, melalui tulisan dari Bernard dari Clairvaux dan ordonya Benediktin. Seni religius juga menampilkan mawar sebagai perlambang Maria.

Maria digambarkan sebagai mawar yang ajaib. Santo Louis de Mantford menjelaskan bahwa Mawar melambangkan Yesus dan Maria dalam Kehidupan, Kematian dan Keabadian. Daunnya adalah misteri kegembiraan. Durinya adalah misteri sengsara. Bunganya adalah misteri kemuliaan. Kuncupnya adalah masa kanak-kanak Yesus dan Maria. Kelopaknya yang terbuka adalah lambang penderitaan mereka. Mawar yang merekah adalah lambang kemenangan serta kemuliaan Yesus dan Maria. 

Diambil dari Buku: Rosario-Sejarah dan Misteri Kuasanya dan Buku Misteri Cahaya Membarui Rosario di Millenium III. Pengarang Willem Daia, Pr. Penerbit Yayasan Pustaka Nusatama


Teologi Rosario

Teologi Rosario ditemukan dalam seluruh peristiwa. Peristiwa-peristiwa mengatur renungan yang diselipkan di antara doa Bapa Kami dan Salam Maria menjadi meditasi yang berkesinambungan tentang kehidupan Yesus dan Maria; kelima belas peristiwa juga merupakan ringkasan dari tahun liturgi, selain itu jumlah 150 juga berasal dari jumlah mazmur. Rosario mengkisahkan sejarah keselamatan manusia yang terdapat dalam Injil. Dimulai dengan peristiwa gembira, lewat malaikat Gabriel Tuhan memilih Maria untuk menjadi Ibu Putera-Nya, Yesus Kristus hingga Yesus bangkit dari kematian, naik ke surga, dan bagaimana para rasul yang ketakutan berdoa bersama Maria ketika Roh Kudus turun atas para Rasul. Maria memperlihatkan bagaimana ia selalu mengikuti kehendak Tuhan hingga diangkat ke surga dan dimahkotai di surga. Maria memberi contoh bagaimana mengikuti kehendak Tuhan dan kita pun diajak berbuat serupa.

Dalam melakukan meditasi peristiwa, kita merenungkan pada kondisi kemanusiaan kita: kebebasan kita dari pembatasan berkat kelahiran Kristus, penderitaan kita sendiri serta kematian yang dekat melalui sengsara dan penyaliban Kristus dan harapan kita untuk kehidupan baru dalam kebangkitan Kristus dan kenaikannya ke Surga.

Edward Schillebeeckx menulis nilai Rosario dapat ditemukan dalam pemusatan pikiran pada misteri penyelamatan Penebusan. Kristus yang membawa penebusan ini, tetapi Maria hadir secara aktif dan berhubungan dengan seluruh susunan historis penyelamatan. Rosario adalah syahadat Kristologis tiruan, sebuah symbolum atau ringkasan dogma dan doktrin, dalam bentuk doa meditasi, ringkasan, doa dari seluruh dogma Penebusan. Bila kita berdoa Rosario, kita melakukan yang dilakukan Maria; dengan renungan doa ia belajar memahami misteri Kristus dan menyadari tempatnya yang luarbiasa dalam kebijaksanaan dan kesederhanaan Penebusan. Hanya dengan menjadi semakin dekat dengan Misteri Kristus; yang mencakup Misteri Maria, kita juga akan dapat memahami kedudukan dan panggilan kita yang sesungguhnya dalam dunia yang telah ditebus ini. Paus Yohanes Paulus II mengatakan: jadikanlah doa Rosario; rantai penuh rahmat yang menghubungkanmu ke surga melalui Bunda Maria. **

Manik-Manik Rosario

Tak ada tanggal yang pasti tentang asal muasal Rosario. Bila kita memahami Rosario sebagai rangkaian manik-manik yang digunakan untuk menghitung doa, maka asal muasalnya jauh sebelum kelahiran Kristus, yaitu abad 9 SM, ketika bangsa Hindu mulai menggunakan manik-manik untuk berdoa. Rosario adalah rangkaian doa dan renungan peristiwa Alkitab yang dilakukan dengan alat bantu serangkaian manik-manik. **

Tidak ada komentar:

Posting Komentar