Biarkan Kita
Tahu
1.Kitab-kitab Perjanjian Lama pada awalnya ditulis dalam bahasa Ibrani (Hebrew) bagi Israel, umat pilihan Allah. Tetapi setelah orang-orang Yahudi terusir dari tanah Palestina dan akhirnya menetap di berbagai tempat, mereka kehilangan bahasa aslinya dan mulai berbicara dalam bahasa Yunani (Greek) yang pada waktu itu merupakan bahasa internasional.
3.Seluruh teks kitab suci Perjanjian Baru ditulis dalam Bahasa Yunani (Greek).
4.Uskup-Uskup yang membuat daftar kitab-kitab untuk diakui sebagai inspirasi Ilahi, yakni: [1] Mileto, Uskup Sardis pada tahun 175 Masehi; [2] Santo Ireneus, Uskup Lyons – Perancis pada tahun 185 Masehi; [3] Eusebius, Uskup Caesarea pada tahun 325 Masehi.
5.Daftar Kitab Suci atau Alkitab sebanyak 73 kitab: 46 kitab Perjanjian Lama (termasuk Deuterokanonika) dan 27 kitab Perjanjian Baru pertama kali ditetapkan melalui dekrit Paus Damasus tahun 382 M. Paus Damascus juga memerintahkan Santo Hironimus untuk membuat teks KS Vulgata yaitu terjemahan dalam Bahasa Latin. Selanjutnya Santo Yeremia di Betlehem antara tahun 392-404, menerjemahkan Kitab-kitab Perjanjian Lama dari bahasa Ibrani kedalam bahasa Latin, kecuali kitab Mazmur yang direvisi dari versi Latin yang sudah ada.
6.Sinode/Konsili Hippo di Afrika Utara pada tahun 393 menetapkan ke 73 kitab-kitab Perjanjian Lama (46 kitab) dan Perjanjian Baru (27 kitab) dan Sinode/Konsili Kartago-Afrika Utara tahun 397 menetapkan kanon yang sama untuk Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
7.Paus Innocentius I (401-417) pada tahun 405 M menyetujui kanonisasi 73 kitab dalam Alkitab dan menutup kanonisasi Alkitab. Alkitab tersebut yang berlaku sampai saat ini.
8.Konsili Nicea II tahun 787, Gereja Latin di Barat dan Gereja Yunani/Bizantium di Timur memiliki kanon Kitab Suci yang sama sebagaimana telah ditetapkan pada Sinode/Konsili di Kartago Tahun 397.
9.Konsili di Firenze/Basel (1431-1445), para pemimpin Gereja kembali menguatkan keputusan yang dibuat pada konsili-konsili sebelumnya mengenai kitab-kitab yang ada dalam Alkitab dan seluruh Gereja Timur (Koptik, Etiopia, Siria, Armenia, Siro-Malankar, Kaldea, dan Malabars) menerima kanon Kitab Suci.
10. Pada Konsili Trente tahun 1546 Gereja Katolik mengeluarkan dekrit yang mensahkan Vulgata versi Latin dari Alkitab sebagai satu-satunya versi resmi yang diakui dan sah untuk umat Katolik. Teks terjemahan Alkitab ini direvisi oleh Paus Sixtus V pada tahun 1590 dan juga oleh Paus Clement VIII pada tahun 1593. Konsili Trente juga menegaskan kembali kesetian terhadap Alkitab Perjanjian Lama (46 kitab) dan Perjanjian Baru (27 kitab) yang merupakan warisan konsili-konsili sebelumnya.
11.Pada Konsili Vatikan I Tahun 1869-1870, kembali Gereja Katolik menegaskan keputusan konsili-konsili sebelumnya tentang Alkitab. Melalui Dokumen Dei Filius (Konstitusi Dogmatis mengenai Iman Katolik) dinyatakan bahwa seturut iman Katolik Alkitab diinpirasikan oleh Allah.
12.Pembagian ayat (versifikasi) Perjanjian Lama oleh Rabbi Isaac Nathan ben Kalonymus yang membuat konkordansi Alkitab Ibrani pertama pada sekitar tahun 1440.
13.Skema pembagian sistematik Alkitab dilakukan oleh Uskup Agung Canterbury Stephen Langton dan Kardinal Hugo de Sancto Caro berkebangsaan Perancis dari Ordo Dominikan pada tahun 1227. Sistem yang dibuat oleh Langton mendasari pembagian bab/pasal Alkitab pada zaman modern.
14.Orang pertama yang membagi bab-bab/pasal-pasal Perjanjian Baru atas ayat-ayat adalah Santi Pagnini (1470–1541), seorang pakar Alkitab dari ordo Dominikan asal Italia, tapi sistemnya tidak pernah dikenal secara luas.
15.Pencetakan Alkitab dengan standar nomor ayat pertama kali dilakukan oleh Robert I Estienne (1503 – 7 September 1559), yang dikenal sebagai Robertus Stephanus berkebangsaan Perancis untuk edisi Perjanjian Baru dalam Bahasa Yunani pada tahun 1551.
Bersyukurlah Alkitab Gereja Katolik dan persekutuhan gereja-gereja telah berusia 1627 tahun (sampai tahun 2024) sejak penetapannya pada Sinode/Konsili Kartago tahun 397. Sedari awal hingga saat ini isinya tidak berubah. Alkitab telah melewati perjalanan panjang dan telah menjadi dasar kehidupan iman Kristiani dan banyak pihak dari waktu ke waktu. Cobaan dan ujian untuk mengingkari isi dan mengubah seturut kehendak pihak-pihak terus ada dari masa ke masa, namun para bapa Konsili tetap setia mengawalnya hingga saat ini dan akan datang. Dalam ziarahnya itu belum ada pihak yang mengingkari berhasil membuat kitab suci baru, yang ada hanya mengurangi atau menambahkan sesuai versinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar